PPDB alias Penerimaan Peserta Didik Baru. Momen yang seharusnya jadi tahap transisi menyenangkan buat anak masuk jenjang sekolah baru, justru sering berubah jadi drama kolosal buat para ibu. Rasanya kayak ujian hidup tahunan. Ibu-ibu yang biasanya kalem bisa mendadak overthinking, gampang marah, bahkan susah tidur. Nah itu juga terjadi pada saya. Hmm, sebenarnya kenapa, bisa begini?
Saat PPDB Baru Dimulai, Langsung Overthinking
Tahun ini si sulung akan masuk SMP. Kami berencana mendaftarkannya ke sekolah negeri. Pengumuman penerimaan siswa baru SMP Surabaya, baru diluncurkan kemarin.
Baru hari pertama pengumuman, saya langsung overthinking. Semua ini karena data validasi si sulung belum berhasil. Bagaimana bisa daftar, kalau belum bisa validasi. Duh, ini langsung buat saya overthinking.
Asam lambung langsung naik. Jadi mual-mual seharian. Pusing banget. Nggak konsentrasi. Bahkan saat menyebrang jalan, saya hampir ditabrak sepeda motor! Duh!
Kenapa Ibu Gagal Fokus Saat PPDB
Selain kendala pendaftaran yang saya alami, sebenarnya ada banyak hal yang membuat para ibu sering gagal fokus dan overthinking saat anak PPDB, misalnya;
1. Tekanan Sosial Diam-diam Membebani
Biasanya, ibu-ibu jadi overthinking karena ada tekanan di sekitarnya. Beberapa teman pernah cerita, ikut grup WhatsApp wali murid yang isinya penuh info soal zonasi, jalur afirmasi, nilai rapor, sampai kode-kode sekolah? Rasanya kayak ikut ujian CPNS. Yang bikin tambah berat, kadang ada komentar-komentar nggak langsung tapi nusuk:
> “Anak saya sih udah pasti masuk sekolah A, soalnya nilainya tinggi semua.”
> “Sayang banget ya kalau cuma dapet sekolah B…”
Semua ini tanpa sadar membuat kita mulai membandingkan. Anak kita jadi terasa “kurang”, padahal tiap anak punya keunikannya masing-masing. Ini yang bikin ibu-ibu mulai hilang fokus dari tujuan utama: mencari sekolah yang tepat, bukan terkenal.
2. Overthinking dan Kekhawatiran Berlebihan
Ibu-ibu itu sayang banget sama anaknya, dan bentuk sayangnya sering muncul lewat… kekhawatiran!
Mulai dari takut anak nggak keterima sekolah impian, takut zonasi gak cukup, sampai mikir masa depan anak bakal suram kalau gak masuk sekolah favorit. Padahal? Belum tentu semua itu benar.
Baca Juga : Mengenal Sekolah Blended Learning, Sekolahnya Anak Zaman Now!
Overthinking ini bisa bikin ibu susah fokus kerja, susah tidur, bahkan uring-uringan di rumah. Semua jadi serba salah.
Itu juga saya alami. Menjelang PPDB, saya sering susah tidur. Nggak bisa fokus. Kepikiran banget.
Tentu ini nggak sehat, ya! Kalau sudah begini, penting banget buat sadar: apakah kekhawatiran ini masih rasional, atau sudah lebay?
3. Kurang Percaya Diri Sama Pilihan Sendiri
Banyak ibu yang sebenarnya sudah tahu sekolah mana yang cocok untuk anaknya, tapi mulai goyah karena omongan orang lain.
Contohnya:
> “Ah, masa anak kamu masuk sekolah itu? Temanku bilang guru-gurunya galak.”
> “Kamu yakin? Kayaknya sekolah X lebih bagus deh, lebih banyak yang daftar ke sana.”
Akhirnya jadi bimbang. Pilihan yang tadinya mantap, malah bikin ragu sendiri. Ini tanda ibu mulai kehilangan arah karena terlalu banyak suara luar. Padahal yang paling tahu kondisi anak adalah ibunya sendiri, kan?
Begitu juga saya. Saya ingin anak sekolah negeri untuk membuatnya bisa belajar berinteraksi dengan keberagaman, namun juga masih galau dengan sistem pembelajaran di sekolah negeri.
4. Dampaknya? Anak Jadi Ikut Tertekan
Anak-anak itu peka, lho. Mereka bisa merasakan energi stres dari orangtuanya. Kalau ibunya tegang, gelisah, dan panik, anak juga jadi ikut stres.
Baca Juga : Anak Ikut ANBK, Ini yang Perlu Dipersiapkan!
Alih-alih merasa semangat menyambut sekolah baru, mereka malah terbebani. Ujung-ujungnya? Proses PPDB yang seharusnya jadi pembelajaran dan petualangan seru, jadi kenangan yang penuh ketegangan.
Duh, kasihan anak kan!
5. Yuk, Tarik Napas dan Reset Fokus
Kalau kamu sedang ada di fase ini, yuk tarik napas bareng-bareng. Lalu, coba tanyakan lagi ke diri sendiri:
* Apakah ini tentang masa depan anak, atau gengsi saya sebagai orang tua?
* Apakah saya sudah melibatkan anak dalam memilih sekolah?
* Apakah saya sudah percaya bahwa rezeki sekolah sudah diatur sesuai porsi anak saya?
Fokus kita sebagai orang tua bukan untuk mengejar yang terbaik versi orang lain, tapi mencari yang terbaik untuk anak kita sendiri.
6. Tips Realistis Biar Nggak Gagal Fokus Lagi
Mari sama-sama realistis biar nggak gagal fokus dengan melakukan tips di bawah ini;
- Buat timeline dan checklist: Biar nggak panik di hari H.
- Diskusi terbuka dengan anak: Dengarkan keinginannya juga.
- Cari info dari sumber resmi: Jangan cuma dari grup WA atau kata tetangga. Pantau website resmi PPDB, bila perlu kunjungi dinas terkait.
- Siapkan plan B, C, bahkan D: Biar gak terlalu terpaku sama satu sekolah.
- Ingat, ini bukan lomba gengsi. Ini tentang anak dan masa depannya, bukan kita.
Penutup: Fokus Lagi ke yang Paling Penting
Kalau kamu sedang lelah atau panik menghadapi PPDB, ingat: kamu tidak sendiri. Yuk, saling dukung dan tarik napas bareng. Kita pasti bisa melalui ini, dengan waras, tenang, dan penuh cinta. Amin.
Gagal fokus itu wajar. Kita manusia biasa. Tapi jangan sampai kehilangan arah, bu. Tujuan kita adalah
anak bahagia, tumbuh sehat, dan belajar di tempat yang nyaman untuknya. Bukan soal label “sekolah favorit”, bukan juga soal pembuktian ke orang lain.