Liburan Dadakan Bareng Bestie

Share This Post

“Ada yang mau ikutan Bromo Trip? Aku sudah booking private tour. Kalian tinggal berangkat kalau mau ikut! Free!”

Wah, saya langsung excited membaca pesan singkat dari Thia di grup WhatsApp kami. Tanpa pikir panjang, saya langsung bilang ikut! Kapan lagi bisa liburan bareng bestie. 

Buat ibu rumah tangga seperti saya, traveling bareng bestie menjadi barang langka. Jadi saat ada kesempatan, tidak akan saya sia-siakan. 

Senang Sekaligus Khawatir

Jujur senang sekali bisa pergi bareng Thia dan Echi, dua sahabat terdekat saya. Kami sudah berteman sejak SMA, berarti sudah 23 tahun kami bersama. 

Meski begitu, kami jarang bisa bepergian bersama. Maklum, kendala jarak dan kesibukan masing-masing, eh kondisi keuangan juga sih! (buat saya 🤣). 

Dulu, kami pernah pergi bareng ke Malang. Tahun 2017, coba sudah berapa tahun itu. Itulah mengapa saya sangat senang bisa pergi bareng lagi. 

Meski dalam lubuk hati terdalam, saya khawatir. Ada banyak hal yang saya khawatirkan saat harus pergi ke Bromo. 

Pertama, saya nggak pernah ke Bromo. Wisata hiking juga hal yang tak pernah saya lakukan. Saya khawatir, apa saya bisa mendaki puncak Bromo. Ya, meski kata orang, hiking ke Bromo mah wisata, nggak seberat pendakian pada umumnya. Tetap saja saya cemas. 

Kedua, bingung soal outfit. Berhubung nggak pernah naik gunung dan tinggal di Surabaya yang panas, saya sama sekali nggak punya outfit yang pas. Jaket tebal tidak ada, topi gunung juga tak ada, begitu juga dengan sarung tangan. Duh, bingung kan! 

Ketiga, bagaimana dengan anak dan suami saat saya pergi. Ya meski saya pergi nggak sampai 24 jam, tetap saja harus mikirin mereka makan apa saat saya pergi. 

Persiapan Sebelum Hari H

Tentu saja agar perjalanan lancar dan tanpa hambatan, saya harus melakukan beberapa persiapan. Kekhawatiran saya harus diselesaikan. Jangan sampai saat liburan saya malah merepotkan teman-teman dan keluarga. 

Baca Juga : Lagi Bingung Mau Liburan ke Mana Bareng Keluarga? Coba 10 Destinasi Ini!

Saya harus membereskan satu persatu semua kekhawatiran saya. Soal kondisi fisik, saya mulai persiapkan sebelum berangkat. Saya rutin jogging dan selalu tidur cukup. Biar saat ke Bromo saya bisa fit!

Kemudian, soal outfit juga mulai cari-cari. Pinjam sana-sini. Jaket gunung pinjam temen SMP, syal dan masker pinjam adik, sarung tangan beli. Nggak pakai topi gunung, mengandalkan pakai jilbab dan topi dari jaket saja. 

Sebelum berangkat, saya sudah masak soto ayam buat suami dan anak-anak. Jadi saat saya pergi, mereka makannya tetap terjamin. 

Barang yang Dibawa

Pertama, baju cadangan. Ya meski nggak ada agenda mandi saat di Bromo, tidak ada salahnya bawa baju cadangan. Saya bawa satu kaos lengan panjang. 

Kedua, obat-obatan. Saya bawa obat anti masuk angin, tetes mata, minyak angin, minyak kayu putih, hand sanitizer, dan permen pelega tenggorokan. 

Ketiga, bawa perlengkapan makeup. Ya meski bukan makeup full set ya. Bawa tisu basah, pelembab, sunscreen, dan lipstik. 

Keempat, bawa minum dan kudapan. Bawa brownies. Buat jaga-jaga kalau lapar di tengah perjalanan. 

Baca Juga : Pengalaman Naik Bus Bagong Jurusan Surabaya Malang Via Tol

Terakhir, tentu saja bawa handphone, charger, dan dompet. Semua barang bawaan tersebut cukup dalam satu ransel. Oh ya, selain ransel, saya juga bawa tas kecil untuk tempat dompet dan handphone. 

Hari H Pun Tiba

Kami dijemput oleh travel pukul 23.00 WIB di rumah Thia yang jaraknya 6 km dari rumah saya. Dari rumah saya berangkat jam 20.00 WIB, sengaja nggak terlalu malam karena saya harus naik taxi online. Saya nggak berani kalau berangkat terlalu malam. 

Keberangkatan ke rumah Thia sedikit mengalami hambatan. Sepanjang sore Surabaya hujan deras. Bahkan saat saya berangkat, hujan masih turun meski rintik-rintik. Ini membuat saya sedikit lama mencari taxi online. Beruntung setelah setengah jam, saya dapat driver. Saya tiba di rumah Thia pukul 21.00 WIB. 

Menjelang penjemputan, saya baru sadar kalau dompet saya ketinggalan. Sempat cemas, apakah tetap bisa masuk ke Bromo tanpa menunjukkan KTP asli. Ternyata nggak masalah, pihak travel telah mengurus tiket masuk. Saat masuk hanya menunjukkan tiket dari travel, tanpa perlu memperlihatkan KTP. Fiuhh, lega.. 

Baca Juga : Dan Setelah 15 Tahun, Kita pun Ngetrip Tipis-Tipis

Kami pun memulai perjalanan ke Bromo. Sepanjang perjalan saya sengaja tidur. Save energi biar bisa hiking saat di Bromo. Pukul 03.30 kami sampai di Bromo. 

Cerita lengkap trip Bromo akan saya lanjutkan di postingan selanjutnya, ya! Stay tune! 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore