Lumpur Lapindo Itu Wisata atau Monumen Tragedi?

Share This Post

Kalau ditanya soal destinasi di Jawa Timur, biasanya yang langsung kepikiran: Bromo, Malang, atau pantai-pantai keren di selatan. Tapi pernah nggak sih kamu kepikiran jalan-jalan ke Lumpur Lapindo, Sidoarjo?

Yes, yang dulu heboh di TV tahun 2006 itu. Semburan lumpur panas yang nggak berhenti-berhenti, menenggelamkan rumah, sawah, bahkan jalan raya. Ribuan orang harus angkat kaki dari kampung halamannya. Sampai sekarang, area itu masih jadi cerita panjang.

Dan uniknya, lokasi yang dulunya “zona bencana” ini sekarang malah jadi semacam obyek wisata. Nah, di sinilah dilema muncul: ini sebenarnya wisata, atau justru monumen tragedi?

Rasanya Datang ke Sana

Begitu sampai, suasananya langsung kerasa aneh. Panas, gersang, dan sepi. Dari atas tanggul, kamu bisa lihat hamparan lumpur luas yang nggak ada habisnya.

Di satu sisi, pemandangannya unik banget. Kalau buat foto-foto, hasilnya bisa dramatis, kayak lagi ada di padang tandus. Tapi di sisi lain, ada aura muram. Bayangin aja, di bawah lumpur itu dulunya ada rumah orang, ada sawah hijau, ada suara anak-anak main. Sekarang, cuma sunyi.

Suasana siang yang sunyi seperti ini membuat bulu bergidik, apalagi kalau malam ya. Jujur tiap malam kalau lewat Lumpur Lapindo, saya ngeri. Soalnya suasananya horor dan mencekam gitu. 

Makanya, wisata ini ya cuma buka sampai sore hari. Siapa juga mau kesini malam-malam. Horror! 

Spot yang Paling Ikonik

Kalau datang ke Lumpur Lapindo, sebenarnya nggak cuma lihat semburan lumpur yang masih aktif hingga saat ini. Tapi ada juga beberapa spot wisata ikonik, seperti;

  1. Patung Lumpur Lapindo – deretan patung manusia tenggelam setengah badan di lumpur. Simbol keras banget dari tragedi ini.
  2. Tanggul Lumpur – tempat paling populer buat berhenti, ngelihat luasnya area yang tertutup lumpur.
  3. Area foto – ada beberapa titik yang sering dipakai buat foto, meski nuansanya nggak “ceria” kayak wisata biasa.

Baca Juga : Kolam Renang di Sidoarjo Under 20 K, Cocok untuk Liburan Sekolah! 

Warga Lokal & Cerita yang Tersisa

Buat sebagian orang, ini jadi luka yang nggak bakal hilang. Tapi di balik itu, ada warga yang tetap bertahan dan memanfaatkan kondisi ini. Ada yang buka warung, ada yang jadi pemandu dadakan. Kalau kamu sempat ngobrol, banyak banget cerita manusia yang bikin merinding sekaligus bikin kita mikir.

Baca Juga : Menguak Jejak Masa Lalu di Sidoarjo: Panduan Lengkap Wisata ke Candi Pari

Jadi, Wisata atau Monumen Tragedi?

Lucu juga saat tahu bahwa tempat yang penuh tragedi ini menjelma sebagai destinasi wisata di Sidoarjo. Melihat antusiasme pengunjung, terutama saat awak-awal kemunculan wisata Lumpur Lapindo, saya jadi bertanya-tanya. Lumpur Lapindo itu sebenarnya destinasi wisata atau monumen tragedi, sih? Kalau bagi saya, jawabannya dua-duanya.

  • Sebagai wisata, orang datang karena penasaran, pengin lihat fenomena yang selama ini cuma ada di berita.
  • Tapi sebagai monumen tragedi, tempat ini jadi pengingat bahwa bencana bisa datang tiba-tiba, dan dampaknya nggak main-main.

Kamu bisa jalan-jalan sambil refleksi. Bukan sekadar buat konten, tapi juga buat mengerti lebih dalam gimana tragedi ini mengubah hidup banyak orang.

Bagaimana dampak industri yang abai terhadap analisis lingkungan bisa merusak ekosistem di sekitarnya. Lingkungan yang rusak, membuat masyarakat kehilangan tempat tinggal, dampak ekonominya tentu tak main-main. 

Tips Kalau Mau Main ke Sini

Buat yang penasaran dan pengen lihat langsung wisata tragedi ini, perhatikan beberapa tips di bawah ini. 

  • Datang sore biar nggak kebakar matahari.
  • Bawa topi atau kacamata hitam, trust me, panasnya beda level.
  • Jangan datang dengan ekspektasi “hiburan.” Ini lebih ke wisata sejarah + refleksi.
  • Kalau bisa, ngobrol sama warga. Dari mereka, kamu akan dengar cerita asli yang bikin tempat ini lebih “hidup.”

Baca Juga : 5 Place To Go Surabaya Under 10 K

Penutup

Bagi saya pribadi, Lumpur Lapindo bukan sekadar destinasi. Ia adalah campuran rasa: unik, muram, tapi penuh makna. Perjalanan ke sini mungkin nggak bikin kamu senyum-senyum kayak ke pantai, tapi justru meninggalkan kesan yang lebih dalam.

Kadang, traveling bukan cuma soal indahnya tempat, tapi juga tentang mengingat bahwa ada kisah lain di balik sebuah lokasi. Dan Lumpur Lapindo adalah salah satu cerita itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Traveling

First Aid Kit Traveling Anak: Apa Aja Isinya?

Kalau ngomongin traveling bareng anak, yang kepikiran biasanya tuh urusan tiket, hotel, itinerary, sama outfit lucu-lucu buat difoto. Tapi ada satu hal yang sering banget

Traveling

Lumpur Lapindo Itu Wisata atau Monumen Tragedi?

Kalau ditanya soal destinasi di Jawa Timur, biasanya yang langsung kepikiran: Bromo, Malang, atau pantai-pantai keren di selatan. Tapi pernah nggak sih kamu kepikiran jalan-jalan