Anak Ingin Jadi Influencer? Ini Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua

Share This Post

Influencer

Suatu hari, si sulung bertanya kepada saya. Apa sebutan bagi orang yang aktif membuat konten di sosial media, khususnya Instagram. Influencer, itu sih jawaban saya. Setelah itu, si sulung ingin menjadi seorang influencer. Hmm, apa yang haru saya lakukan saat anak ingin jadi influencer?

Anak Ingin Jadi Influencer

Saat si sulung ingin menjadi seorang influencer, sebenarnya saya tidak terlalu terkejut. Mungkin ini juga karena setiap hari saya juga membuat konten yang disebarkan di media sosial. Pekerjaan saya sebagai blogger, mau tak mau mengharuskan saya untuk membuat konten di media sosial juga. 

Namun, alih-alih ingin disebut sebagai seorang influencer, saya selama ini memperkenalkan diri sebagai seorang mom blogger. Mungkin karena dulunya saya memulai dari menulis blog, yang kemudian dalam perkembangannya juga mengharuskan saya membuat konten di media sosial, khususnya Instagram. Saya bahkan mengkhususkan diri membuat konten seputar Home Education di Instagram. 

Sebenarnya, siapa sih Influencer itu? Kapan seseorang bisa disebut sebagai seorang influencer?

Jika didefinisikan secara akademis, influencer adalah pemberi pengaruh dalam suatu pembicaraan di media. Sedangkan secara populer, influencer adalah mereka yang memiliki pengikut (followers) media sosial dengan jumlah yang besar, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan.

Menjadi influencer memang banyak diminati oleh generasi alpha, seperti anak saya ini. Maklum saja, sebagai generasi alpha mereka sudah akrab dengan perkembangan teknologi digital. Tak heran jika mereka punya keinginan berkarya di bidang teknologi digital, seperti menjadi seorang influencer. 

Baca Juga : Maman Sulaeman, Permudah Siswa Belajar dengan Aplikasi Tanpa Sinyal Tanpa Server

Menurut survei dari Morning Consult pada 2019 mengungkapkan 86 persen orang yang berusia antara 13 hingga 38 tahun bermimpi untuk berkarya di bidang teknologi digital, mulai dari YouTubers, gamer, hingga influencer.

Baca Juga : 8 Pekerjaan Digital yang Dibutuhkan di Masa Depan, Cocok untuk Generasi Alpha

Saat ini, menjadi influencer pasti lebih besar. Bila anak ingin menjadi seorang influencer, apa yang harus dilakukan orang tua?

Dukung Anak dengan Etika Influencer

Menjadi seorang influencer bukanlah hal yang buruk. Justru bisa sangat baik dan berdampak. Seorang influencer tak hanya membuat konten semata, namun bisa menjadikan berkontribusi dalam perubahan di masyarakat. 

Menjadi influencer tak hanya bisa memperkaya diri, tetapi juga menyebarkan manfaat bagi orang lain. 

Sebelum anak membuat konten di media sosial, ajarkan anak etika menjadi seorang influencer yang baik. 

Bagaimana etika menjadi seorang influencer yang baik? 

Pertama, ajari anak mencari fakta. Ketika anak membagikan sebuah konten, pastikan konten tersebut adalah fakta bukan hoax. Cek dan ricek terlebih dahulu, materi konten. Jangan sampai seorang influencer menyebarkan hoax di media sosialnya. 

Kedua, pertimbangan kebermanfaatannya. Tak semua konten bisa dibagikan di media sosial. Saat anak ingin menjadi influencer, pastikan dia membagikan konten yang bermanfaat. 

Jangan membagikan konten yang berpengaruh buruk. Misalnya menyebarkan kebencian ataupun meresahkan masyarakat. 

Ketiga, harus jujur. Meskipun influencer itu dibayar, kejujuran tetap dijunjung tinggi. Jangan sampai berkata bohong dan akhirnya membodohi masyarakat.

Misalnya, saat harus membagikan konten tentang makanan sehat, jangan langsung katakan bahwa makanan tersebut bisa mengobati penyakit. Sampaikan saja bahwa rasanya enak, mengandung nutrisi lengkap sehingga baik untuk tubuh. Tak perlu klaim sepihak yang berlebihan. 

Keempat, perhatian cara bicara, berpakaian, dan berinteraksi. Usahakan agar saat membuat konten anak berbicara, berpakaian, dan berinteraksi sesuai norma-norma yang berlaku. 

Jika Influencer tak mampu menjalani empat etika tersebut, dia bisa merugikan pengikutnya. Ancaman cancle culture dan hukum pun akan membayangi. 

Penutup 

Saat anak ingin menjadi seorang influencer, jangan lupa untuk mendukungnya. Menjadi influencer juga memiliki arti yang positif, selama sesuai dengan etika. Orang tua perlu mendukung cita-cita anak, dampingi anak meraih cita-citanya. 

Baca Juga : Jelajah Cita-Cita, Mengajak Anak Kenali Profesi Sekitar

Bagaimana dengan teman-teman? Apakah ada juga yang anaknya ingin menjadi seorang influencer? 

Yuk, cerita di kolom komentar.

Terima kasih.

17 Responses

  1. Dunia influencer memang semakin dekat dengan kehidupan kita ya, Mbak. termasuk bagi anak-anak yang sudah punya akun instagram juga. Jadi wajar bila anak ingin juga menjadi influencer.
    Dan saya setuju. Menjadi influencer itu baik, karena banyak hal bermanfaat yang bisa dibagikan kepada orang lain. Kalau influencer anaj, bisa berbagi sesuatu kepada temannya.

  2. wah lucu dan seru pastinya kalau anak udah bilang kepengin jadi influencer hehehe saya setuju mba, kdu diajari etika dan passionate dulu ama yang dilakukan.. serta tak ketinggalan risiko2 pekerjaan juga

  3. penting banget untuk memberi pengertian dan edukasi kepada anak yang ingin jadi influencer. karena ini hal yang paling krusial ya. bukan sekadar bikin video dan sebagainya. justru lebih dari itu, konten harus bermanfaat yang positif.

  4. Anak-anak saya agak pemalu, kalau bermedia sosial mereka tak selalu menampakkan wajah. Saya juga inshaAllah menyampaikan pd mereka kalau bermedia sosial tetap harus memperhatikan etika seperti ketika kita di dunia nyata

  5. Etika influencer, Hem… Saya sendiri merasa tertampar dan harus banyak belajar lagi. Memiliki etika itu tidak mudah. Saya jadi malu, jangankan memberikan contoh (baik) kepada anak. Entah saya sendiri bagaimana, hehehe….

  6. senang ya mbak kalo anak bisa mengikuti jejak sebagai influencer juga, anak jadi makin paham dunia influencer, trus bonusnya mereka juga bisa dapat penghasilan juga

  7. Menjadi Influencer pasti akan menjadi tren cita-cita bagi Gen Z dan Gen Alpha di masa depan yaa.
    Mereka adalah generasi yang sudah terpapar teknologi bahkan sebelum mereka lahir ke dunia.
    Sekarang orang tua tugasnya membimbing agar mereka menjadi influencer yang bermanfaat untuk banyak orang. Gak cuma sekadar membuat konten viral

  8. Terima kasih banyak mba, hal ini juga mengingatkan saya dalam menulis content, apakah sudah masuk keempatnya, jadi ajang reminder buat semua orang malahan ga cuman anak-anak.

  9. Influencer ini terlihat mudah tapi saat diajalani, banyak hal yang kudu diperhatikan benar-benar.
    Dengan memperbanyak menonton konten yang lain, maka semakin smooth dalam membuat konten dan inget dengan etika sebagai seorang influencer agar semakin banyak brand yang percaya dan bekerjasama.

  10. Terima kasih sharingnya, menjadi influencee salah satu cara anak2 belajar mendapatkan tambahan uang saku.

    Saya setuju sih mendukung anak.mjd influencer pastinya dikenalkan tentang adab dulu supaya tidak melanggar rambu2 (gusti yeni)

  11. Info yg menarik kak, dulu skwt sy kecil rata2 ingin jadi dokter dll.. Tpi zaman makin canggih misalnya anak ingin jadi influencer.. Ya sbg orangtua hanya bisa mendukung, selagi itu hal positif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tips

7 Inspirasi Tukar Kado Saat Lebaran

Lebaran sebentar lagi. Sudahkah menyiapkan kado untuk yang tersayang? Ya, hari raya termasuk lebaran akan semakin meriah dengan tradisi tukar kado. Biasanya tradisi tukar kado