Serunya Belajar Free Writing Fiksi Bersama Rijo Tobing

Share This Post

 

Rijo Tobing

Serunya Belajar Free Writing Fiksi Bersama Rijo Tobing menjadi agenda malam minggu saya pada akhir pekan lalu. Acara ini dalam rangka menjakankan program rutin Rumah Belajar (rumbel) Literasi Ibu Profesional Sidoarjo dan Mojokerto. Ya, setiap satu bulan sekali rumbel literasi mengadakan kulwap. Kami mengundang beberapa narasumber untuk sharing kepenulisan. Biar semua member rumbel semakin semangat dalam menjalani bidang literasi ini.

Meski judulnya kulwap, acara ini dilakukan via Google Meet. Biar lebih interaktif dan ada keterlibatan dengan semua peserta. 

Profil Rijo Tobing 

Rijo Tobing

Rijo Tobing atau yang biasa sapa dengan panggilan kak Rijo, adalah penulis novel yang sudah punya banyak karya. Saya sudah mengenal kak Rijo sejak bergabung di KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) dan saat ini kami sama-sama menjadi kontributor dalam website Drakor Class. Website wujud kecintaan kami terhadap drama Korea bersama genk drakor & literasi ???.

Kak Rijo adalah seorang ibu tiga anak yang tinggal di Bekasi. Lulusan Teknik Industri ITB ini sudah sejak lama bergelut di bidang kepenulisan. 

Baca Juga : Grup Drakor & Literasi, Segala Sesuatu Tentang Drama Korea Ada Disini!

Karya-karya yang sudah dihasilkan antara lain kumpulan cerpen Randomness Inside My Head (2016) dan Novel Bond (2018). Dan tahun ini akan terbit dua karya baru, kumpulan cerpen The Cring Stories dan Novel Desember.

Selain menulis buku, kak Rijo juga suka menulis di kompasiana dan blog pribadinya, Rijo Tobing. Dan di Drakor Class tentunya.

Apa Itu Free Writing


Rijo Tobing



Materi free writing sengaja dipilih oleh teman-teman di rumbel literasi. Sebagai rumbel baru, kami semua masih pemula dalam bidang literasi. Maka sebelum jauh-jauh bisa menghasilkan buku atau karya kepenulisan lainnya, sangat penting bagi kami untuk membentuk kebiasaan rutin menulis setiap hari. 

Menulis itu tak hanya soal bakat, tetapi juga sebuah keterampilan yang harus selalu diasah. Dan melakukan free writing secara rutin bisa menjadi latihan mengsah yang baik agar skill menulis bisa terus berkembang. 

Free writing sejatinya adalah menulis bebas. Saat kita melakukan free writing kita menuliskan apa saja yang ada dalam hati dan kepala kita secara bebas. Kita tak memikirkan apakah tulisan kita bagus, apakah akan ada yang membaca atau apa-apa yang lainnya. Kita hanya menulis, titik!

Manfaat free writing ini tak hanya untuk mengasah skill menulis saja. Tetapi juga bisa sebagai healing, sarana membuat catatan harian maupun sekadar sharing pengalaman. 

Meski free writing ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar tulisan kita bisa dinikmati oleh para pembacanya. Pertama, menulis dengan struktur. Kedua, pilih struktur bercerita. Dengan bercerita tulisan  akan lebih hidup dan ada keterlibatan dengan pembaca. Tentu ini akan membuat banyak orang untuk tertarik membaca. 

Bentuk Tulisan


Rijo Tobing

Secara umum bentuk tulisan dibagi tiga : 

1. Non Fiksi, memiliki bentuk umum :  fakta-data-opini

2. Fiksi, memiliki bentuk umum : fakta-imajinasi-opini

3. Faksi (gabungan antara fiksi dan non fiksi) misalnya Novel Habibie & Ainun atau Novel Negeri Para Roh.

Menulis Fiksi

Rijo Tobing

Menurut kak Rijo, dalam menulis fiksi harus mengandung 4 elemen, yaitu karakter, setting, alur dan tujuan.

Karakter adalah tokoh yang akan kita bahas. Setting adalah keterangan waktu dan tempat bagi tokoh yang kita bahas. Tujuan adalah apa yang menjadi inti cerita yang ditulis. Setiap cerita pasti punya tujuan. Terakhir, alur adalah apa yang mengantarkan cerita mencapai tujuan.

Kulwap kali ini sangat menarik, karena kak Rijo tak hanya memberi teori seputar free writing fiksi saja. Tetapi setiap peserta diminta praktek membuat satu cerita fiksi. Ah ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya yang sangat jarang menulis fiksi.

Tentu sebelum praktek, kami diberitahu langkah-langkahnya terlebih dahulu. 

1. Menentukan karakter dan setting

2. Membuat tujuan

3. Menciptakan alur

Dalam praktek kali ini kak Rijo meminta kami membuat satu cerita fiksi satu paragraf. Satu paragraf terdiri dari 5 kalimat. 

Adapun susunannya adalah : 

– Kalimat pertama dan kedua menceritakan karakter dan setting 

– Kalimat ketiga dan keempat adalah alur dari cerita

– Kalimat kelima adalah tujuan dari cerita

Baca Juga : Menulis itu Menyembuhkan!

Tipsnya, meski tujuan diletakkan di akhir paragraf, penulis harus membuat tujuan terlebih dahulu dibandingkan alur. Ini akan membuat penulis konsisten dengan tujuan, karena banyak yang terseret alur hingga lupa daratan tujuan. 

Kak Rijo sudah membuatkan karakter dan setting. Peserta tinggal meneruskan saja. Ada 6 karakter dan setting yang disediakan. Saya memilih karakter dan setting nomer 1 : Mira – di depan pintu gerbang sekolah. 

Maka struktur cerita saya adalah : 

Kalimat pertama dan kedua : saya menceritakan mira itu seperti apa dan bagaimana kondisi settingnya.

Mira adalah seorang gadis berambut panjang  yang sedang menunggu di depan gerbang sekolah saat hujan mulai turun di jam pulang sekolah.

Tujuan cerita adalah Mira bisa pulang sebelum hujan bertambah deras. 

Cerita utuhnya : 

Mira, gadis itu menguncir rambutnya yang panjang. Dia berdiri di depan gerbang sekolah ketika hujan mulai turun. Sekolah tekah usia, semua murid berhamburan keluar gerbang. Ada yang buru-buru menyalakan motornya, ada yang bergegas masuk kedalam mobil jemputan, ada juga yang berjalan sambil memegang payung. Angkot biru berhenti di depannya, dia pun buru-buru masuk. Akhirnya dia bisa pulang sebelum hujan bertambah deras. 

Baca Juga : Memupuk Keberanian Membaca Bersama KLIP Reading Habbit Tracker

Ah, lega bisa praktek nulis fiksi. Meski baru mulai dan kurang percaya diri, menurur kak Rijo tulisan saya sudah cukup baik. Alhamdulillah…

Tips Menjaga Mood Menulis

Di akhir sesi, kak Rijo berbagi tips menjaga mood menulis, yaitu : 

1. Alokasi waktu, setiap hari sediakan waktu untuk menulis. Alokasikan waktu, bukan sisa kan waktu. Buat jadwal menulis secara rutin setiap harinya. 

2. Disiplin

Patuhi jadwal yang sudah dibuat. Displin adalah kunci.

3. Jangan menunda

Ayo nulis! jangan ditunda-tunda lagi.

Demikian cerita serunya belajar free writing bersama Rijo Tobing. Semoga ilmu dari kegiatan ini bisa membuat semua member rumbel literasi semakin semangat untuk menulis setiap hari.

Jadi, sudahkah kamu menulis hari ini? 

0 Responses

  1. Saya pikir Kak Rijo itu cowok, eh ternyata ibu-ibu ya. Produktif sekali ya, sudah menghasilkan beberapa karya novel berkualitas.

    Sepertinya blogger juga perlu sesekali nulis free writing ya, sebagai bentuk healing. Biar gak terlalu kaku gitu deh….

  2. Saya ingin sekali bisa menulis cerita fiksi tapi suka terhambat pada pemilihan kata dan tengah cerita, ternyata ada tipsnya ya kalau tulisan enak dibaca

  3. Keren idenya nih. Pendekatan menulis ala Free writing gini perlu banget. Supaya kita engga takut menulis. Seringnya kan takut salah ya, jadi engga mulai-mulai…
    Kalau soal nulis fiksi, aku belum bisa sih Mbak…Engga ada ide…

  4. Baca ini saya jadi paham bahwa selama ini saya melakukan free writing alias nulis bebas. Yup bener banget, bisa menjadi semacam healing. Modalnya juga pengalaman pribadi aja sehingga lebih mudah dan mengalir dalam membuat tulisan.

  5. Whaa ketemu member IP juga ternyataaaa. Salam kenal mba.

    Jadi Rumbel Literasi Sidoarjo dan Mojokerto ini baru ada semester ini ya mbak? Ditunggu kegiatan seru lainnya.

  6. Disiplin dalam menulis ini yang paling sulit menurutku. Ide ada banyak dan relatif mudah didapat. Tetapi niat untuk menuntaskan tulisan yang sudah dimulai ini yang paling momok bagiku.

  7. Seru banget materi kulwapnya.

    Saya langsung jleb di bagian alokasi waktu. Secara waktu kerja saya hanya bisa nyempil nyempil di antara urusan rumah, anak, juga jam kerja suami. Belum pula sama kerjaan saya sendiri. Sungguh kangen bisa menulis fiksi kembali.

  8. Seru ya mba kelasnya. Saya juga menjadikan aktifitas nulis sebagai healing therapy mba makanya tulisannya saya random banget sesuai mood dan sesuai apa yang terlintas di pikiran. Free writing memang menyenangkan??

  9. Awalnya saya pikir kak Rijo itu cowok loh mbk, hehe. ternyata ibu-ibu yang sudah punya anak tiga. MasyaAllah, kerennya.

    saya baru tauu loh mbk kalo ada istilah Free Writing, menulis bebas yang membuat kita terbiasa menulis. selama ini saya taunya cm nulis-nulis aja, kapan semangat aja. xixixi

  10. Free writing itu selain menyalurkan hobi nulis, ternyata bisa juga sebagai terapi ya. Kadang kita ga ngeh kalau dengan menulis sesuai minat dan selera, ternyata bisa bikin sehat pikiran, jadi makin bahagia gitu ya. AKu sih sukanya menulis kisah pengalaman pribadi kayak jalan2 dan makan2 plus olahraga gitu, mbak Dian 😀 TFS ya.

  11. Free writing, saya sedang coba menerapkan itu mengingat mood menulis saya yang naik turun, ditambah kemampuan saya pas2an jadi memang perlu banyak latihan. Setelah baca ini saya jadi tambah semangat nulis, pokoknya harus menulis karena kalau stop malah suka hilang mood dg waktu yg lumayan lama hohoho

  12. Menulis bebas sekali pun harus tetap berlatih untuk mengasak sklik menulis ya. Hebat orang-orang yang bisa menulis fiksi bisa menuangkan 4 elemen dalam tulisannya. Aku menikmati fiksiya aja dulu belum bisa menulis

  13. Haduduu, kirain Kak Rijo cowook ternyata Ibu darii 3 anak, hihii.
    Beneran ini menulis bukan soal bakat tapi skill yang bisa diasaah.

    Kuy ahh, akupun masih belajar teruus.
    Makasih sharingnya yaa

  14. Soal disiplin waktu ini aku yang susah. Udah dijadwal eee tetep aja mbleset. Kecuali ada deadline, itu beda lagi, hahaha. Nulis organik itu aku yang suka gak ontime.Padahal enak organik ya, tapi malah gak tertib. Wkwkwk

  15. Nah, kelemahan emak2 tu biasanya nulis di sisa waktu, hehe. Makanya kadang aku anggap nulis khususnya blog sponsored tu ya kerjaan maka aku harus kerja di jam kerjaku 😀
    Seru kyknya dapat ilmua baru dari Mbak Rijo Tobingm, tengkyu udah berbagi

  16. Kak Rijooo..
    Bahagia sekali bisa berkenalan dan belajar banyak dengan kak Rijo. Kalau melihat ilmu padi, ya kak Rijo inilah orangnya…"Semakin berisi, semakin merunduk."

    Aku menunggu novel kak Rijo yang terbaruuu..

  17. Endingnya dong: Ayo nulis! Jangan ditunda-tunda lagi!

    Huuhuhu iyaa, sekali ditunda, gak tahu deh kapan bakal nongol tuh semangat nulisnya. Jadi ya emang mesti dilawan tuh perasaan pengen nunda~

  18. berarti selama ini aliran menulis saya aliran free writing nih. bener-bener free alias tidak memperhatikan struktur penulisan hihi. dan saya setuju kalo free writing ini tak hanya untuk mengasah skill menulis saja tapi juga sebagai sarana healing, sarana membuat catatan harian ataupun sekadar sharing pengalaman.

  19. Aku ingat ikut kelas free writing pas di Bandung setahun lalu, Mbak Dee. Asyik banget walaupun saat itu nonfiksi aja. Betul banget memang awalnya kudu dibangun habit menulis yang rutin, baru ke kualitas. Kalau aku kadang masih malas mengalokasikan waktu sehingga pas ada ide, ga beraturan deh eksekusinya. Bravo Kak Rijo, aku baru tahu nama ini. Semoga Rumah Belajar (rumbel) Literasi Ibu Profesional Sidoarjo dan Mojokerto makin sukses dan membawa berkah.

  20. Saya juga pernah ngikuti kelas free writing. Intinya juga ngikuti kata hati. Seperti nulis diary. Tujuannya menggali ide. Nanti tulisan dilengkapi dan diperbaiki sehingga menjadi cerita utuh. Sayang saya jarang praktik..

  21. Writing is healing, bener banget mbak. Kita perlu menulis untuk melepas emosi, juga tempat curhat..
    Ya biarpun nggak semua hal bisa dipublikasikan

  22. halo, dk, makasih udah sharing materi belajar kita kapan hari. ayo, udah nulis fiksi belum hari ini? hehehe
    salam kenal buat teman-teman semua. saya seorang ibu dengan 3 anak, bukan bapak. bahahaahaha 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tips

7 Inspirasi Tukar Kado Saat Lebaran

Lebaran sebentar lagi. Sudahkah menyiapkan kado untuk yang tersayang? Ya, hari raya termasuk lebaran akan semakin meriah dengan tradisi tukar kado. Biasanya tradisi tukar kado