7 Kunci Sukses Dampingi Anak Sekolah dari Rumah

Share This Post

sekolah dari rumah
7 Kunci Sukses Dampingi Anak Sekolah dari Rumah  – Hari ini adalah hari pertama anak-anak belajar di tahun ajaran baru. Meski tahun ajaran baru sudah dimulai sejak sepekan lalu, proses belajar baru dimulai hari ini. Sebelumnya, anak-anak menjalani MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Tahun ajaran baru ini, anak-anak masih harus sekolah dari rumah. Bagaimana cerita hari pertama di tahun ajaran baru? Baca sampai habis ya..

Sekolah dari Rumah 

sekolah dari rumah
Pandemi Corona COVID-19 yang belum berakhir, membuat masa sekolah dari rumah diperpanjang. Kebijakan sekolah diambil untuk mencegah anak-anak tertular virus Corona COVID 19. Sebenarnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memperbolehkan pembelajaran tatap muka, namun dengan beberapa syarat tertentu. Salah satunya adalah daerah yang menggelar pembelajaran tatap muka adalah daerah yang termasuk zona hijau. Berhubung Surabaya masih zona merah, maka anak-anak masih harus sekolah dari rumah.
Sekolah dari rumah artinya anak-anak melakukan pembelajaran jarak jauh. Gawai dan internet menjadi perangkat penting dalam proses ini. Tak hanya harus menyediakan kuota internet saja, tetapi juga keterampilan menguasai beragam media belajar online, seperti google drive dan zoom. 
Guru dan orang tua harus bisa beradaptasi dengan proses pembelajaran online ini. Saat sekolah dari rumah, komunikasi dan kerjasama antara orang tua dan guru harus lebih ditingkatkan. 

Cerita Hari Pertama Sekolah dari Rumah

sekolah dari rumah
Tahun ajaran baru sebenarnya sudah dimulai sejak sepekan lalu, tepatnya pada tanggal 13 Juli 2020. Dimana diawal-awal tahun ajaran baru anak-anak menjalani MPLS. Saat MPLS guru memberi informasi tentang bagaimana proses pembelajaran jarak jauh ini berlangsung. Apa saja yang perlu dipersiapkan. Anak-anak juga sudah menerima tugas saat MPLS. Salah satunya membuat video perkenalan. 
Hari ini hari pertama sekolah di tahun ajaran baru. Jujur agak kewalahan diawal. Beberapa hambatan terjadi. Pertama, pembagian worksheet yang tidak sesuai rencana. Diawal ada pembagian kelompok pengambilan worksheet selama dua pekan sekali. Lokasi yang tak sesuai rencana membuat saya sedikit kerepotan. Beruntung, sudah menemukan solusi. 
Kedua, grup WhtassApp (WAG) kelas yang beranak pinak. Awalnya ada 3 WAG yang berkaitan dengan sekolah anak. Sekarang saya harus teliti menyimak WAG kelas yang bertambah 3x lipat. Hampir semua pelajaran punya WAG sendiri-sendiri. Tentu butuh ketelitian untuk menyimak semua pengumuman pada masing-masing grup. 
Ketiga, buku pelajaran yang belum dibagikan secara lengkap. Ternyata ada dua buku pelajaran yang belum dibagikan oleh sekolah. Padahal dua pelajaran tersebut jadwalnya besok dan lusa. Dimana guru sudah memberikan tugas. Memang sih masa pengumpulan tugas adalah satu pekan kemudian. Tapi ini membuat proses belajar tidak tuntas. Saya pribadi tidak suka ini, karena ini menjadi pekerjaan rumah. 
Keempat, kendala teknis saat pembelajaran video call. Saya nggak tahu kenapa tiba-tiba video call terputus ditengah jalan. Gurunya sih janji akan telepon lagi, tapi setelah ditunggu-tunggu ternyata gurunya tidak telepon lagi. Okey, saya maklum. Mungkin kendala sinyal. Tak apa, namanya juga hari pertama. Guru juga butuh adaptasi. 

Kunci Sukses Dampingi Anak Sekolah dari Rumah

sekolah dari rumah
Ternyata, kendala-kendala yang saya alami hampir dirasakan oleh semua orang tua. Timeline sosial media riuh dengan cuitan ibu-ibu yang kerepotan mendampingi anak-anak sekolah dari rumah. Pun begitu juga dengan sesama wali murid. Beberapa masih bingung menghadapi model pembelajaran yang baru seperti ini. Masih bingung tentang apa tugas dan bagaimana mengumpulkan tugas anak-anak.
Saya juga begitu, awal hari begitu kerepotan. Meski banyak drama diawal, hari ini saya merasa sukses mendampingi anak sekolah dari rumah. Mengapa saya bisa berkata seperti ini? Tenang ini bukan kesombongan belaka. Tapi memang melihat indikatornya. Hari ini saya bisa mengajarkan semua materi yang dijadwalkan. Semua tugas hari ini juga tuntas. 
Baca Juga : 
Pasti penasaran bagaimana saya bisa sukses mendampingi anak sekolah dari rumah. Jangan khawatir saya akan membagikan kunci suksesnya. 
Kunci sukses mendampingi anak sekolah dari rumah antara lain : 

1. Selesaikan Urusan Domestik

Sebelum jam sekolah anak dimulai, pastikan urusan domestik sudah beres. Jangan sampai saat jam sekolah anak masih repot di dapur ataupun beberes rumah. Saat jam sekolah anak dimulai, fokuskan perhatian untuk mendampingi anak belajar.

2. Pantau Jadwal Harian

Sehari sebelumnya pastikan sudah tahu jadwal belajar anak. Contohnya, hari ini Chacha belajar TPQ, TEMA, Kemuhammadiyahan dan Al Islam. Maka buku-buku keempat pelajaran tersebut sudah siap di meja belajar
Pelajari dulu materi yang akan dipelajari anak. Ini penting, sehingga saat mendampingi anak kita sudah paham materinya. Siap membantu anak memahami materi. 
Targetkan semua materi dan tugas harian bisa selesai di hari yang sama. Tidak menunda jadwal. Pantau juga WAG khusus pelajaran sesuai dengan jadwal yang diberikan.

3. Beri Pemahaman ke Anak

Sebelum proses pembelajaran jarak jauh dimulai, pastikan anak memahami perannya. Berikan anak pemahaman bahwa pembelajaran jarak jauh masih harus dilakukan. Bahwa mereka masih harus sekolah dirumah. Jadi anak tahu bahwa saat dirumah bukan berarti liburan. Ini penting, agar anak bisa fokus belajar. 

4. Ciptakan Suasana

Meski sekolah dari rumah, ciptakan suasana sebagaimana sebelumnya. Dimana anak harus belajar di sekolah. Mulai dari membiasakan anak tetap bangun pagi dan sarapan sebelum proses pembelajaran dimulai. 
Meski tak diminta, ada baiknya anak tetap memakai seragam saat sekolah dari rumah. Agar suasana belajar makin terasa. Atur ruang belajar anak senyaman mungkin. Buat anak betah menjalani semua proses belajar jarak jauh ini. 

5. Tertib Administrasi

Pembelajaran via WAG tentu lebih mudah dibandingkan metode belajar online lainnya. Banyak orang lebih familiar dengan WAG dibandingkan zoom, google drive, google meet dan lain sebagainya. Namun, kendalanya adalah di bagian back up data. 
Biar data tetap ter back up, ada baiknya membuat folder khusus di google drive. Misalnya, dalam google drive saya ada folder Sekolah Chacha. Dalam folder tersebut semua materi belajar dan tugas-tugas saya dokumentasikan. Saya buat per mata pelajaran. Ini tentu akan memudahkan, karena data lebih tersimpan dengan rapi. 

6. Komunikasi Efektif

Sebagaimana cerita diawal, proses pembelajaran jarak jauh ini sangat membutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua. Jalin komunikasi yang baik. Terbuka dengan semua kendala yang dialami. Lalu mencari solusi bersama.
Sekolah saat pandemi ini memang bukan hal yang mudah. Datangnya secara tiba-tiba membuat perubahan yang cepat. Semua pihak baik sekolah, guru maupun orang tua menglami culture shock. Tentu perlu beradaptasi dengan setiap perubahan yang terjadi.
Sekolah dan guru mungkin masih belajar. Meraba-raba bagaimana sih proses pembelajaran jarak jauh yang efektif dan efisien. Begitu juga dengan orang tua. Masih berusaha mencari cara bagaimana mendampingi anak sekolah dari rumah. Tentu semua proses butuh waktu.
Ada baiknya masing-masing pihak melakukan komunikasi efektif. Bila perlu ada evaluasi bulanan tentang proses ini. Rapat koordinasi bulanan tentu sangat perlu dilakukan. Semua ini demi menemukan formula terbaik dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini.

7. Menjalin Patnership yang Baik

Salah satu kendala sekolah dari rumah ini adalah jika kedua orang tua tidak bisa mendampingi saat prose pembelajaran berlangsung. Jika ini yang terjadi, baiknya orang segera mencari patner.
Sebelum proses belajar berlangsung, ada baiknya orang tua memberikan penjelasan kepada pihak yang mendampingi anak belajar, misalnya kakek atau nenek, saudara ataupun pengasuh.
Jelaskan apa yang harus mereka bantu. Sediakan dulu perangkat pembelajarannya. Lalu jangan lupa untuk mengecek prosesnya. Komunikasikan juga pada guru. Misalnya, bila orang tua tidak bisa mendampingi anak pembelajaran melalui video call, beri tahu guru nomer telepon patner. Misalnya nomor nenek atau pengasuhnya. Biar guru melakukan video call ke nomor patner. Ini jadi solusi bila anak masih belum punya gawai sendiri. 
Baiklah, ini adalah cerita saya dalam mendampingi anak saat sekolah dari rumah. Semoga 7 kunci sukses ini bisa membantu mendampingi anak sekolah dari rumah ya. 
Jangan lupa ceritakan pengalaman teman-teman di kolom komentar ya 🙂
Sumber Gambar : Pixabay

0 Responses

  1. Wah. Soal tertib administrasi bisa ditiru nih, Mbak. Karena orangtua biasanya tidak terlalu direpotkan dengan hal itu kan. Paling2 portfolio hasil PTS dan PAS.

    Alhamdulillah tidak ada masalah dari pihakku. Kendalanya dari teman2 sekelas, yang harusnya sudah bisa dimulai pembelajaran daring, tapi masih belum mengaktifkan akun, dlsb.

  2. Saya saja yang belum punya anak usia sekolah, ikutan keder dapat banyak cerita dari teman teman saya. Termasuk seperti yang disampaikan di sini, tentang grup WA yang mendadak banyak dan kadang bikin pusing, jadi butuh ketelitian dalam membaca info di tiap grupnya.

  3. Nice tips Mbak Dian. Memang poin satu selesaikan dulu urusan domestik, ya, biar fokus sama belajar anak. Kerja sama bareng suami juga penting memang.

  4. berasa banget deh ini rempongnya belajar online gini, apalagi anak aku tuh tipe yang harus di assist kalo ngerjain tugas, masih belum bisa fokus kalo sendiri, bisa lama bgt ngerjainnya dan keburu bertanduk nanti emaknya

  5. Meskipun anak2 biasa pegang HP dan dan laptop, tapi kan dulu tetap ada tatap muka ya sama guru dan dan teman2, kebayang banget kak gimana ribetnya skrg. Tapi tipsnya bisa dicoba nih, kan kuforward ke kakakku yang sampai sekarang masih rempong kerja dari rumah sambil nemenin 2 anaknya sekolah dari rumah ?

  6. Meskipun anak2 biasa pegang HP dan dan laptop, tapi kan dulu tetap ada tatap muka ya sama guru dan dan teman2, kebayang banget kak gimana ribetnya skrg. Tapi tipsnya bisa dicoba nih, kan kuforward ke kakakku yang sampai sekarang masih rempong kerja dari rumah sambil nemenin 2 anaknya sekolah dari rumah ? – sofiadewiblog

  7. Tipsnya jitu mbak. Nambah ilmu buatku yang juga masih mendampingi anak sekolah dari rumah. Cuma, agak susah untuk menyelaraskan pendampingan dengan aktivitas domestik seperti menyiapkan makan. Di saat anak belajar, masak harus tetap berjalan karena tanpa makanan yg tersedia tepat waktu, anakku kelaparan hihi. Kalau sarapan pagi sih udah dari subuh disiapkan. Yang buat makan siangnya ini nih. Kalau disamping anak terus, aku kapan masaknya 😀 Makasih tipsnya ya mbak

  8. Ibuku guru dan bukan hanya orang tua yang kewalahan, tapi ternyata gurunya juga ?
    Sampai malam beliau mempersiapkan materi secara digital bahkan weekend pun masih kerja
    Sungguh new normal yang benar-benar new
    Semangat untuk para guru dan orang tua dalam menjalankan SFHnya!

  9. Tahun ini akan menjadi tahun yang tak terlupakan dalam berbagai hal ya, Mba? Ya sekolah anak-anak, ya berbagai meeting, meet up, dan berbagai kegiatan lainnya yang harus diadaptasikan, demi memutus mata rantai penyebaran si Covid 19. Hihi.

    Semangat ya, Mba, cara belajar baru ini menjadikan orang tua kembali cerdas deh ini, hehe.

  10. Di awal2 aq tuh ngerasa berat banget mesti dampingin anak sekolah dirumah.
    Belum urusan rumah yang nggak ada abisnya jadi makin puyeng rasanya.
    Tapi sekarang udah terbiasa jadi udah santai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tips

7 Inspirasi Tukar Kado Saat Lebaran

Lebaran sebentar lagi. Sudahkah menyiapkan kado untuk yang tersayang? Ya, hari raya termasuk lebaran akan semakin meriah dengan tradisi tukar kado. Biasanya tradisi tukar kado