Malang, kota sejuk dengan julukan Kota Apel, tak hanya terkenal dengan wisatanya, tapi juga surganya kuliner, terutama bakso. Di antara ribuan penjual bakso yang bertebaran, ada satu nama yang selalu disebut-sebut sebagai ikon sejati: Bakso Solo Kidul Pasar.
Bagi warga Malang, atau bahkan para pelancong sejati, tempat ini bukan sekadar warung bakso biasa. Ini adalah sebuah warisan rasa, sebuah cerita panjang yang dimulai sejak tahun 1965.
Jadi, saat ke Malang beberapa waktu lalu, saya pun menyempatkan untuk singgah mencicipi kelezatan otentik yang legendaris ini.
Dari Solo ke Kidul Pasar: Jejak Rasa yang Mengakar
Nama “Kidul Pasar” sendiri merujuk pada lokasi awal berjualan, yaitu di sisi selatan Pasar Besar Malang. Didirikan oleh almarhum Suparno yang berasal dari Solo, warung ini membawa cita rasa khas Jawa Tengah ke tengah Kota Apel.
Uniknya, di tengah gempuran aneka ragam Bakso Malang dengan isian super komplit, Bakso Solo Kidul Pasar tetap setia pada esensi Bakso Solo: kesederhanaan yang kaya rasa.
Kini, dikelola oleh generasi ketiga, Bakso Solo Kidul Pasar tetap menjaga kualitas dan resep otentik yang diturunkan, memastikan setiap suapan membawa kita kembali ke masa lalu.
Apa yang Membuatnya Begitu Legendaris?
Apa sih yang membuat bakso ini begitu legendaris? Mengapa bagi setiap pelancong, rasanya tak lengkap ke Malang tanpa mencicipi bakso ini.
Rahasia kelezatan Bakso Solo Kidul Pasar terletak pada beberapa hal yang sulit ditiru. Menurut saya, bakso ini punya kelebihan otentik yang membedakannya dengan bakso yang ada di Malang.
1. Kuah Bening yang Menghangatkan Jiwa
Lupakan kuah bakso yang terlalu keruh atau berminyak. Kuah di sini hadir bening, ringan, namun sangat gurih. Aroma kaldu sapi yang lembut langsung menyeruak saat kita mendekatkan mangkuk ke hidung. Kuah inilah yang menjadi panggung utama, tidak mendominasi, tapi justru mengangkat rasa bakso dan isian lainnya.
2. Bakso Kenyal Padat Penuh Daging
Baksonya? Teksturnya kenyal, padat, dan rasa daging sapinya terasa kuat di setiap gigitan. Kita bisa memilih varian bakso halus yang lembut atau bakso urat yang lebih mantap. Tidak ada yang hambar, tidak ada yang kopong. Semua terasa nendang.

3. Komponen Pelengkap yang Khas
Menu favorit para pelanggan setia adalah Bakso Campur. Dalam satu mangkuk, kita akan disajikan kombinasi sempurna:
- Bakso Halus
- Bakso Urat/Kasar
- Tahu isi
- Bakso Goreng (Ini salah satu bintangnya! Kenyal di dalam, renyah di luar, dengan rasa bumbu yang khas).
- Goreng Pangsit (opsional di beberapa cabang, tapi selalu jadi pelengkap yang pas!)
4. Menjaga Mutu dengan Idealisme
Salah satu kunci mengapa rasa Bakso Solo Kidul Pasar tak pernah berubah adalah idealisme sang pengelola. Mereka sangat menjaga kualitas bahan baku dan proses pembuatan, bahkan menolak tawaran untuk menjadikannya franchise demi memastikan resep dan mutunya tetap terjaga di tangan keluarga. Ini bukan hanya bisnis, ini adalah warisan.
Tips Berburu Bakso Solo Kidul Pasar di Malang
Bakso Solo Kidul Pasar sangat populer dan sering ramai, terutama saat jam makan siang dan akhir pekan. Tapi jangan khawatir, kini mereka memiliki beberapa cabang yang tersebar di Malang, memudahkan kita untuk menikmati kelezatannya.
Beberapa lokasi yang bisa dikunjungi:
- Jl. Sartono S.H, Sukoharjo, Klojen (Lokasi dekat pusat kota)
- Jl. A. Yani, Purwodadi, Blimbing
- Jl. Halmahera, Kasin, Klojen
Kebetulan, terakhir saya ke sana, singgahnya di cabang Klojen.

Harga: Untuk sajian bakso legendaris sekelas ini, harganya terbilang sangat terjangkau. Semangkok kelezatan Bakso Solo Kidul Pasar ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp. 22.000.
Baca Juga : Bakso Malang: Semangkuk Kehangatan Penuh Cerita dari Kota Bunga
Kita bisa menikmati seporsi Bakso Campur yang mengenyangkan, atau memilih bakso per biji sesuai selera.
Penutup
Jika sedang mencari kuliner legendaris yang membawa kenangan, atau sekadar ingin menikmati semangkuk bakso otentik yang benar-benar berkualitas, Bakso Solo Kidul Pasar adalah destinasi wajib.
Baca Juga : Secangkir Ketenangan di Jambul Coffee Batu: Menikmati Kopi dengan Pemandangan Alam yang Menyejukkan
Rasanya yang ngangeni akan membuat kita ingin kembali lagi, lagi, dan lagi ke sudut Kota Malang ini.
Selamat menikmati, dan rasakan sendiri mengapa legenda ini bertahan lebih dari setengah abad!

