Pandu 45 : Menemukan Bakat Anak Melalui Ragam Aktivitas

Share This Post

Pandu 45 : Menemukan Bakat Anak Melalui Ragam Aktivitas – Setiap orangtua past ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Selain memberikan pendidikan terbaik, juga ingin membantu anak menemukan bakatnya. Tapi bagaimana ya, cara terbaik agar orangtua bisa membantu menemukan bakat anak? Banyak cara untuk bisa menemukan bakat anak. Salah satunya lewat Pandu 45.

Apa itu Pandu 45

Minggu lalu, saya dan suami bertolak ke kota Malang. Kami mengikuti acara workshop Pandu 45 bersama guru kehidupan kami, ibu Septi Wulandani dan bapak Dodik. Semua ini menjadi salah satu ikhtiar kami sebagai orangtua. Kami ingin membantu anak-anak menemukan bakatnya. Hingga pada akhirnya mereka bisa hidup bahagia dan bermanfaat sesuai bakat masing-masing.
Pandu 45 merupakan panduan untuk mengamati potensi kekuatan anak melalui ragam aktivitas yang kaya wawasan, kaya kegiatan dan kaya gagasan yang digagas oleh Pak Dodik dan Ibu Septi Peni.
Pak Dodik dan Ibu Septi menamakannya Pandu 45 terinspirasi dari Pramuka yang memiliki banyak kegiatan bermanfaat. Di Pramuka seringkali kita mendengar kata Pandu, maka kemudian Pak Dodik dan Ibu Septi sepakat memberikan nama panduan ini dengan “Pandu” dan “45”  merupakan perpaduan dari 30 kegiatan berkaitan dengan sifat & peran, dan 15 kegiatan yang bersifat panca indera.
Ada 30 kegiatan yang dikelompokkan dalam 8 grup bakat yang berkaitan dengan sifat dan peran. Delapan grup bakat itu disingkat STRENGiHTe.
S = Servicing
T = Thinking
R = Reasoning
E = Elementary
N = Networking
Gi = Generating Idea
H = Headman
Te = Technical
Apa saja jenis kegiatan dari 8 grup bakat tersebut? 30 kegiatan tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Sedangkan 15 kegiatan yang berkaitan dengan panca indera dapat dilihat dari pin di bawah ini.

Tujuan Pandu 45

Pandu 45 ini sebagai tools bagi orangtua untuk bisa membantu anak menemukan bakatnya. Meski dalam Pandu 45 terdapat 15 kegiatan yang berkaitan dengan panca indera dan 8 grup bakat yang berkaitan dengan sifat dan peran yang terdiri dari 30 kegiatan, tapi tujuan Pandu 45 bukan untuk melabeli anak.
Tujuan Pandu 45 adalah agar  orang tua :
1. Mau membuka diri untuk mengenali bakat diri sendiri sehingga tahu bagaimana memandu bakat anak dengan benar.
2. Memberikan keleluasaan kepada anak untuk mencicipi beragam aktivitas.
3. Mau mempelajari bahasa bakat, sebagai suatu proses belajar untuk bisa mengenali bakat anak.
Sehingga tidak menilai anak berdasarkan minat namun memahami konfigurasi bakat yang bisa berkembang seiring dengan banyaknya ragam kegiatan yang anak lakukan.
4. Memberikan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya.
Di dalam Pandu 45, orang tua diharapkan fokus pada kekuatan. Kekuatan merupakan sesuatu yang membuat seseorang asyik dengan apa yang dilakukannya dan produktif. Kekuatan (bakat) itu nantinya akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia dan bermanfaat bagi banyak orang.

Cara Menemukan Bakat Anak

Lalu bagaimana caranya Pandu 45 ini bisa membantu orangtua menemukan bakat anak? Caranya dengan melakukan tiga hal :
1. Ngobrol bareng
2. Main bareng
3. Berkativitas bareng
Perbanyak mengobrol dengan anak. Selain memperkuat bonding, kita bisa mencari tahu tentang apa sih keinginan anak kita. Ajak anak main bersama. Main bersama disini artinya ikut terlibat. Tak sekadar menemani saja. Misalnya, saat saya mengajak anak-anak main board game bersama. Saya juga ikut main. Hadir secara penuh dan utuh. Lalu sering melakukan aktivitas bersama. Membuat family project contohnya. Dengan begitu orangtua juga bisa melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh anak.
Menemukan bakat anak memang tidak mudah. Tetapi bukan tidak bisa. Agar anak bisa menemukan kekuatan dirinya (bakat), fasilitasi anak dengan 3 kaya ; kaya wawasan, kaya kegiatan dan kaya gagasan.

Kaya Wawasan

Membuat anak kaya wawasan bisa dilakukan dengan berikan kesempatan kepada anak untuk memenuhi semua rasa ingin tahunya. Bisa melalui membacakan buku, field trip, tour the talent, role play, silaturahim, menonton video berbagai profesi dan lain sebagainya.

Kaya Kegiatan

Pada tahap ini, berikan kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang beragam. Semakin beragam aktivitas yang diikuti akan semakin baik. Pastikan anak mengeksplore setiap item pada 30 sifat produktif.
Hadirkan rasa ingin tahu anak, ajak berkegiatan tentang hal yang ingin diketahuinya. Ketika anak melakukan aktivitas bersama, amati dan ajaklah anak diskusi tentang kesukaan dan ketidaksukaan terhadap aktivitas tersebut. Maka akan didapatkan sebuah hasil akhir yang bisa dijadikan bahan untuk mengevaluasi dan menemukan bakat anak. Sematkan pin Pandu 45 sesuai hasil observasi.

Kaya Gagasan

Pada tahap ini, anak sudah harus mulai dilatih untuk memunculkan gagasan. Bisa melalui latihan bertanya, permainan andai kata aku, project based learning dan apresiasi.

Aturan Memandu Bakat Anak

Saat memandu anak menggunakan Pandu 45 ini ada beberapa aturan bagi orangtua :
1. Open Mind
Orangtua harus membuka pikirannya. Tidak terkotak dalam pandangan pribadinya dalam memandu bakat anak.
2. Observe dan Accept
Lihat, cermati dan konfirmasi. Jangan buru-buru melabeli anak. Jangan buat sangkar potensi anak.
Untuk mengobservasi anak, bisa menggunakan lembar ini.
Saat mengamati anak jangan membandingkan anak dengan anak lain, termasuk dirinya. Tetapi bandingkan anak dengan dirinya sendiri. Misalnya bagaimana perbedaan anak saat dulu dan sekarang.
Selalu berikan apresiasi di setiap tahap pencapaian anak. Kemudian lakukan konfirmasi. Konfirmasi bisa dilakukan dengan metode 360 degree feedback. Dari teman, guru, anak, orang tua dll. Dengan konfirmasi ini kita akan benar-benar tahu. Apakah itu memang bakat yang dimiliki oleh anak.
3. Growing Together
Jangan menitipkan impian kita pada anak. Bersama-sama berkegiatan, menemukan kekuatan dan bertumbuh. Libatkan anak dalam Family Strategic Planning untuk menentukan masa eksplorasi. Jangan terburu-buru agar tidak banyak menghabiskan resouces.
Lakukan semua ini secara konsisten dan tidak terburu-buru. Jangan batasi fase eksplorasi ini. Tanyakan pada anak, sampai kapan dia mau melakukan eksplorasi sebelum mentukan peran apa yang ingin diambil. Seperti saat pak Dodik bertanya pada anak-anaknya. Ketiganya punya jawaban berbeda, namun pada umumnya saat berusia 14 tahun. Dimana usia ini adalah usia baligh, saat anak sudah mampu menjadi individu yang mandiri.
Workshop ini memberikan kami beberapa insight yang berkaitan dengan bakat anak. Salah satunya membuat kami untuk tidak menggegas dan terburu-buru. Dan membuat kami selalu berdoa, agar kelak anak-anak menjadi pribadi yang bahagia dan bermanfaat bagi banyak orang. Apapun bakat dan peran yang mereka jalani. Asalkan tidak melanggar syariat tentunya.

0 Responses

  1. Untuk mengetahui bakat anak memang orang tua harus mau terlibat langsung dengan mereka. Dengan observasi dan beraktivitas bersama jadi lebih mudah memetakan minat mereka dan bagaimana mengarahkan serta mengembangkannya. Makasih sharingnya, Mbak Dian.

  2. Ilmu yang penting untuk orangtua ini mba. Karena anak-anak itu tetap perlu arahan, walaupun mereka ngaku minatnya dibidang ini, ternyata itu pengaruh hobi sesaat saja. Kan berabe ya kalau kita orangtua iyain aja.

  3. Ya Allah.. mba Dian, ini acara IIP bukan?
    Soalnya dulu saya taunya mba mba septi dan mas Dodik itu dari IIP. Dulu di Medan sempat ikut tahun 2012. Kemudian karena saya dulu gak pernah bisa ikut kopdar, jadi gak pernah ngikuti lagi ..

  4. Nah, penting banget buat kita orang tua untuk tidak membandingkan ana dengan anak lainnya. Karena setiap anak itu unik, dengan segala potensi dan kelebihan mereka yang berbeda-beda.

  5. Hak seperti ini pastinya juga sudah bisa dimulai dari usia dini ya, Mbak?

    Cuma kadang agak merasa bersalah kalau anak kecil terlalu dikasih banyak kegiatan.

    Informasi seperti ini penting sekali buat saya yg tahap belajar jadi orang tua

  6. Wahhh ajak-ajak donk kak kalo ada workshop seperti ini lagi. Informatif dan inspiratif banget. Aku baca ini membuka pengetahian baru nemuin bakat anak-anakku yang kebetulan masih pada kecil. Thank ypu sharingnya. Nice artikel.

  7. Orang tua harus tumbuh bersama anak. Itu intinya ya mba. Gak cuma menaruh harapan saja, tapi mencapai harapan itu bersama mereka. Idola saya nih Bu Septi. Suka sama nasihat-nasihatnya.

  8. Ini bagus banget ya mbak.terkadang kita orang tua tergoda untuk "memaksakan" cita2 kita ke anak2. Anak2 juga gak berani untuk menolak. Kalau grow together jadi orang tua dan anak sama2 melalui dan berjuang bersama

  9. Workshop seperti ini nih yang pengen banget saya ikuti, apalagi pematerinya ibu Septi dan suaminya. Pasti banyak ilmu yang didapat ya Mbak, dan setidaknya peserta dari workshop ini bisa lebih dengan mudah mengenali bakat anak lewat pandu 45 ini.

  10. Pengalaman yang memberikan manfaat banyak dengan ikut workshop Ibu Peni ya mba. Ibu muda sekarang beruntung ada banyak workshop yang bisa diikuti untuk belajar mengenali bakat anak. Kalo dahulu, aku belajar nya dari majalah parenting dan bertanya langsung pada anak-anak

  11. Aku setuju bahwa sebagai orangtua kita semestinya bisa fokus pada kekuatan anak. Kedua anakku punya kekuatan di memori. Itu sebabnya aku nggak terlalu memaksa mereka punya nilai tinggi di matematika. Sebaliknya, aku bisa protes saat mereka menurun prestasinya di hapalan. Kalau nilainya turun, artinya mereka menurun juga belajarnya.

    Dulu aku termasuk tipe orangtua yang suka menitipkan impian masa lalu yang gagal itu kepada mereka. Semakin banyak belajar, aku mengerti bahwa mereka bukan aku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tips

7 Inspirasi Tukar Kado Saat Lebaran

Lebaran sebentar lagi. Sudahkah menyiapkan kado untuk yang tersayang? Ya, hari raya termasuk lebaran akan semakin meriah dengan tradisi tukar kado. Biasanya tradisi tukar kado