Imunisasi Anak Homeschooling

Share This Post

 

Imunisasi Anak Homeschooling

Imunisasi tak hanya dibutuhkan untuk anak bayi dan balita saja. Anak-anak usia sekolah dasar juga masih membutuhkan imunisasi. Anak-anak usia sekolah dasar masih rentan dari berbagai penyakit, mereka membutuhkan perlindungan tambahan agar dapat terhindar dari risiko infeksi penyakit. Begitu juga dengan anak-anak saya, meskipun bersekolah di rumah, anak-anak tetap membutuhkan imunisasi. Hari ini saya akan bercerita tentang pengalaman imunisasi si bungsu. Cerita bagaimana imunisasi anak homeschooling. 

BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

Kepedulian pemerintah terhadap kesehatan anak-anak usia sekolah diwujudkan dalam program BIAS. Imunisasi menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan anak. Melalui imunisasi anak-anak bisa terhindar dari penyakit menular. 

Pelaksanaan imunisasi di Indonesia ini terbukti sangat efektif dalam mencegah penularan penyakit yang membahayakan kesehatan. Mulai tahun 1977, imunisasi dikembangkan sebagai Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), dengan imunisasi adalah tuberkolosis, difteri, pertussis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B. 

Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Begini Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak Saat Obat Sirup Terkontaminasi 

Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). 

Imunisasi Anak Sekolah

Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun).

BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 5 di seluruh Indonesia. 

Baca Juga : Ada Benjolan di Leherku 

Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak Rubella  untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Difteri (TD) pada anak kelas 2 dan kelas 5  SD atau sederajat (MI/SDLB). 

Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat (MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 

Selain itu, berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indionesia Nomor 12 Tahun 2017  tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi bahwa imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.

Baca Juga : Aku Sakit Radang Kelenjar Getah Bening 

Tahun ini, pelaksanaan BIAS dilakukan pada bulan Agustus dan November. Sekolah menggelar imunisasi. Anak-anak usia sekolah mendapatkan imunisasi lanjutan di sekolah masing-masing. 

BIAS yang diselenggarakan tahun ini adalah dengan memberikan imunisasi kepada :

⏹️ Kelas 1 SD : Imunisasi MR dan Tetanus

⏹️ Kelas 2 SD : Imunisasi Tetanus dan Difteri

⏹️ Kelas 5 SD : Imunisasi Tetanus Difteri (laki-laki) dan Tetanus Difteri dan HPV (Perempuan)

⏹️ Kelas 6 SD : Imunisasi HPV (Perempuan)

Lalu bagaimana dengan anak-anak yang homeschooling? Bagaimana cara anak-anak usia sekolah mendapatkan imunisasi lanjutan ini?

Imunisasi Anak Homeschooling

Imunisasi Anak

Saya memiliki dua anak usia sekolah. Si sulung saat ini duduk di bangku kelas 4 SD, sedangkan si bungsu di kelas 1 SD. Sebelumya si sulung sekolah konvensional, baru kelas tiga dia melanjutkan dengan homeschooling. Jadi, sebelumnya dia sudah memperoleh imunisasi anak sekolah di sekolahnya yang lama. Si bungsu juga pernah mendapat imunisasi saat sekolah di TK nya dulu. Tapi bukan bulan imunisasi anak sekolah. Melainkan untuk bulan imunisasi anak nasional (BIAN).

Sedangkan si bungsu, ini adalah tahun pertamanya di sekolah dasar dan dia homeschooling. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Ini adalah tahun pertama saya mencari imunisasi secara mandiri untuknya. 

Dimana anak homeschooling menerima imunisasi?

Ada beberapa tempat yang bisa memberikan pelayanan imunisasi untuk anak homeschooling.

1. PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

Sebenarnya, anak-anak homeschooling bisa mendapatkan imunisasi di PKBM tempatnya terdaftar. Begitu juga dengan anak-anak saya..

Baca Juga : Cerita Anak Bersekolah di Sekolah Murid Merdeka 

PKBM nya ini memiliki pusat di Jakarta dan cabang di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Surabaya. Di Jakarta, anak-anak yang terdaftar di PKBM mendapatkan imunisasi di PKBM Jeruk Purut. Sayangnya, di daerah tidak ada. Sekolah menyarankan orang tua untuk mencari imunisasi secara mandiri. 

2. Puskesmas

Saya bertanya pada seorang teman  Blogger Semarang namun juga sering menulis informasi seputar kesehatan,  katanya anak usia sekolah bisa mendapatkan imunisasi di puskesmas. Anak bisa imunisasi di puskesmas terdekat. 

3. Posyandu

Posyandu bisa juga memberikan imunisasi kepada anak usia sekolah. Namun, pastikan menghubungi petugas terlebih dahulu. Sebab, biasanya posyandu hanya menyediakan imunisasi untuk bayi dan balita saja. 

4. Klinik Kesehatan

Bisa juga dengan mengajak anak ke klinik kesehatan. Beberapa klinik kesehatan menyediakan imunisasi untuk anak. Namun, tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan, tidak gratis seperti yang disediakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah.

Pengalaman Imunisasi Anak Homeschooling

Lalu dimana saya mengantar si bungsu imunisasi? Saya membawanya ke bidan desa. Bidan desa ini menjadi petugas posyandu di perumahan tempat tinggal saya. 

Saya menghubunginya secara pribadi. Alhamdulillah, beliau mau membantu. Saya diminta datang ke SDN Kedung Turi Sidoarjo, pada hari Senin tanggal 20 November 2022 lalu. Kebetulan ada jadwal imunisasi si sekolah tersebut, jadi si bungsu bisa ikut serta. 

Akhirnya si bungsu mendapatkan imunisasi. Dia mendapatkan imunisasi DT (Difteri Tetanus). Untuk imunisasi MR nya, akan diberikan bulan Desember. Ibu bidan meminta kami datang ke Balai Desa pada hari Rabu pekan kedua di bulan Desember. Mungkin disana juga akan diadakan imunisasi, jadi si bungsu bisa ikut sekalian. 

Saya sangat terbantu dengan kebaikan ibu bidan ini. Si bungsu tidak perlu jauh-jauh imunisasi ke puskesmas ataupun klinik kesehatan. Dia bisa mendapatkan imunisasi di tempat yang dekat dari rumah. 

Penutup

Anak homeschooling juga berhak mendapatkan imunisasi anak sekolah. Bulan imunisasi anak sekolah yang digelar oleh pemerintah ini ditujukan untuk seluruh anak usia sekolah, baik sekolah konvensional maupun homeschooling. 

Baca Juga : Bagaimana Ibu Homeschooler Mengelola Stres?

Orang tua homeschooler perlu aktif mencari tahu dimana anak homeschooling bisa mendapatkan imunisasi. Sekian cerita saya tentang pengalaman imunisasi anak homeschooling.

Semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman yang anaknya juga homeschooling. Saya senang bisa berbagi cerita tentang kesehatan meskipun bukan seorang Blogger Kesehatan. 

0 Responses

  1. Alhamdulillah ya imunisasinya bisa lebih deket, gak harus ke RS. Ini sama dengan imunisasi yg di sekolah? Maksudnya gak bayar kah?

    dengan imunisasi maka anak homeschooling akan lebih sehat.

    Emang kudu aware ama pengumuman2 di luar ya kalo homeschooling jadi enggak ketinggalan, misalnya mengenai pemberian imunisasi, vitamin, dll.

    oh ya anak2nya disuntik vaksin yg berbayar juga kah?

  2. Berarti harus rajin2 cari info seputar kegiatan di posyandu terfekat ya mbak. Ke puskesmas juga bisa sih dlu pas anakku waktunya imunisasi sakit kan jasi kususulkan di puskesmas

  3. Iya ya…kalau homeschooling gitu imunisasinya agak effort ya. Beda dengan sekolah biasa yang kegiatan imunisasi difasilitasi oleh sekolah. Orangtua wajib proaktif untuk kepoin jadwal-jadwal imunisasi ya jadinya.

    Alhamdulillah ada bu bidan tadi yang bantuin.

  4. Kalau anak homeschooling gini mesti aktif bertanya dan mencari informasi sendiri ya. Karena hal yang biasa diurus sekolah harus dilakukan sendiri. Kalau ikut ke bidan gitu bayar ga sih Mbak? Kalau mandiri ke Rs kan bayar sendiri.

  5. Wahhh harus selalu update terus ya berarti terkait info imunisasi untuk si anak baik disekolah ataupun kegiatan imunisasi yang mungkin diselenggarakan di posyandu, puskesmas atau rs. Aku pikir bisa langsung datang dan minta ke puskesmas untuk bisa imunisasi sih, tapi memang harus dipertanyakan terlebih dahulu apakah tersedia untuk anak-anak atau tidak. Bener banget sama diatas, biasanya di puskesmas hanya tersedia untuk bayi saja

  6. Empat lembaga yang mbak Diah sebutkan, alhamdulillah, memang bisa diandalkan sebagai pengingat jadwal imunisasi anak-anak.
    Kalau sampai gak terlihat di hari Posyandu misalnya, kader akan berkunjung ke rumah, memastikan anak-anak dapatkan imunisasinya secara lengkap.

  7. masyaAllah.. selalu takjub dengan bunda2 dan ananda yang homeschooling, menurutku mereka terus update informasi dan lebih rajin mendalami hal yang disukai, iya ga sih? hehe.. iya anakku juga ikut imunisasi di sekolah, sepertinya imunisasinya ini booster ya.. teman anakku juga ada yang tidak imunisasi di sekolahnya, lebih memilih di puskesmas rumahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Tips

7 Inspirasi Tukar Kado Saat Lebaran

Lebaran sebentar lagi. Sudahkah menyiapkan kado untuk yang tersayang? Ya, hari raya termasuk lebaran akan semakin meriah dengan tradisi tukar kado. Biasanya tradisi tukar kado